SUSU BOYOLALI
BOYOLALI dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu
sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan
sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran tinggi yang
berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal
dari wilayah sub-stropis Australia dan Selandia Baru.
Menurut Pemerintah Kabupaten Boyolali, dari total pemenuhan kebutuhan susu secara nasional, 53,43 persen disuplai dari produksi susu di Jawa Tengah khususnya di Boyolali. “ Saat ini produksi susu segar di Boyolali sudah mampu mencukupi pasokan kebutuhan industri pengolah susu karena sudah mencapai sekitar 120.000 liter per hari sehingga banyak investor yang mulai berminat, “ ujar anggota Komisi III DPRD Boyolali Setiyono.
Susu Boyolali dapat digunakan untuk membuat yogurt, keripik dan lain lain. Di daerah Kecamatan Ampel terdapat sentra industri Abon dan Dendeng. Untuk mengetahui aktivitas produksi susu segar mulai pemerahan hingga menjadi susu segar siap minum, wartawan Koran JITU Anwar Mustafa melakukan peliputan di bawah kabut yang menyelimuti Kota Susu Boyolali. Kali ini yang JITU kunjungi adalah Desa Mudal, Kecamatan Mudal, Boyolali, Memang mengasyikkan melihat orang memerah susu secara langsung.
“Sebelum diperah, kotoran sapi dibuang ke tempat penampungan dan puting sapi dicuci dengan air. Baru kemudian sapinya bisa diperah. Dilakukan pembersihan terlebih dahulu supaya susu yang dihasilkan juga bersih dan tidak berbau apek,” ujar Eko, salah satu pekerja. Selain Eko, masih ada Sumadya, Tandya, Riyanto dan Suratno. Mereka sudah lebih dari 10 tahun bekerja di peternakan yang dibangun pada 2001 ini. Peternakan sapi ini dikelola oleh Sarbini. Setiap pagi dan siang ia selalu mengawasi kegiatan di peternakan sekaligus menjadi dokter hewan yang memantau kesehatan sapi.. Desa Mudal sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dari dekat proses pemerahan susu. Desa ini juga kerap dijadikan lokasi praktik kerja lapangan para siswa SMKN 1 jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia Mojosongo, Boyolali. Bersama karyawan KUD, anak-anak ini bekerja selepas subuh hingga pukul 08.00. Lalu siang harinya bekerja kembali pukul 13.30–16.00.
Menurut Pemerintah Kabupaten Boyolali, dari total pemenuhan kebutuhan susu secara nasional, 53,43 persen disuplai dari produksi susu di Jawa Tengah khususnya di Boyolali. “ Saat ini produksi susu segar di Boyolali sudah mampu mencukupi pasokan kebutuhan industri pengolah susu karena sudah mencapai sekitar 120.000 liter per hari sehingga banyak investor yang mulai berminat, “ ujar anggota Komisi III DPRD Boyolali Setiyono.
Susu Boyolali dapat digunakan untuk membuat yogurt, keripik dan lain lain. Di daerah Kecamatan Ampel terdapat sentra industri Abon dan Dendeng. Untuk mengetahui aktivitas produksi susu segar mulai pemerahan hingga menjadi susu segar siap minum, wartawan Koran JITU Anwar Mustafa melakukan peliputan di bawah kabut yang menyelimuti Kota Susu Boyolali. Kali ini yang JITU kunjungi adalah Desa Mudal, Kecamatan Mudal, Boyolali, Memang mengasyikkan melihat orang memerah susu secara langsung.
“Sebelum diperah, kotoran sapi dibuang ke tempat penampungan dan puting sapi dicuci dengan air. Baru kemudian sapinya bisa diperah. Dilakukan pembersihan terlebih dahulu supaya susu yang dihasilkan juga bersih dan tidak berbau apek,” ujar Eko, salah satu pekerja. Selain Eko, masih ada Sumadya, Tandya, Riyanto dan Suratno. Mereka sudah lebih dari 10 tahun bekerja di peternakan yang dibangun pada 2001 ini. Peternakan sapi ini dikelola oleh Sarbini. Setiap pagi dan siang ia selalu mengawasi kegiatan di peternakan sekaligus menjadi dokter hewan yang memantau kesehatan sapi.. Desa Mudal sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dari dekat proses pemerahan susu. Desa ini juga kerap dijadikan lokasi praktik kerja lapangan para siswa SMKN 1 jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia Mojosongo, Boyolali. Bersama karyawan KUD, anak-anak ini bekerja selepas subuh hingga pukul 08.00. Lalu siang harinya bekerja kembali pukul 13.30–16.00.
“
Peternakan sapi di sini tidak hanya dikenal dalam lingkup wilayah
Boyolali saja, tapi juga dikenal juga sampai Lampung. Buktinya sekitar
dua tahun lalu ada mahasiswa dari UNILA Lampung yang magang di tempat
ini,” papar Eko. Jumlah sapi saat ini berkisar empat puluh sembilan
ekor. Pendapatannya per hari Rp 450 ribu pada pemerahan pagi dan siang
hari Rp 260 ribu. Di desa tersebut, tidak hanya aktivitas pemerahan susu
yang dapat dilihat. Kegiatan masyarakat yang menyetorkan susu hasil
ternak mereka tak kalah menarik. Kegiatan penyetoran ini dimulai pukul
06.00. Susu yang telah dibawa oleh petani ditakar dan dicatat sebagai
laporan, oleh Suratno petugas setempat.
Dia juga bertugas
mengambil sampel–sampel susu yang dibawa oleh petani untuk dites di
Gabungan Koperasi Seluruh Indonesia (GKSI)yang ada di Boyolali. Sampel
susu tersebut dimasukkan dalam kantung kecil. Lalu, kemurnian susu diuji
dengan lactoscan. Untuk susu dengan kualitas biasa (ada campuran air)
dihargai Rp 2.800 perliter .Sedangkan susu murni harganya bisa mencapai
Rp 3.000 hingga Rp 3.500 seliter.
Proses Panjang Susu Segar Siap
Minum Salah satu industri yang memproduksi minuman susu segar adalah
Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Boyolali. Untuk menghasilkan
produk susu yang aman dan berkualitas maka dilakukan pengendalian mutu
pada saat penerimaan susu sampai proses produksi yaitu evaporasi.
Pengujian mutu susu meliputi uji organoleptik, uji fisik (uji berat
jenis, uji alkohol, uji pH, uji karbonat, uji keasaman) dan uji kimia
yaitu (uji protein, uji lemak, uji kadar laktosa, uji kadar total solid,
uji titik beku).
Pengendalian mutu dilakukan pada saat
penerimaan susu segar, saat produksi berlangsung dan terhadap produk
akhir. Pada penerimaan susu segar dilakukan pengujian organoleptik,
fisik dan kimia. Apabila dalam pengujian ini, susu tidak memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan maka susu langsung ditolak. Adapun
standar mutu yang dapat diterima di GKSI Boyolali yaitu suhu untuk susu
segar dingin maksimal 10º C, susu segar panas minimal 25º C, densitas
minimal 1,0230, freezig point -0,520 – (- 0,560), uji alkohol negatif,
uji karbonat negatif, kadar lemak minimal 3,4 %, total solid minimal
11,3 %, kadar protein minimal 2,5 %, pH 6,60 – 6,94, uji peroksida
negatif, uji organoleptik normal. Setelah lolos uji kualitas, susu
disimpan pada tangki penyimpanan yang disebut FMT. Penyimpanan dijaga
pada suhu 2-3º C.
Apabila terjadi kenaikan suhu maka susu akan
diproses lebih lanjut yaitu evaporasi. Saat evaporasi berlangsung
dilakukan pengecekan angka total solid setiap setengah jam sekali.
Apabila ada penyimpangan maka susu akan dialirkan kembali untuk diproses
ulang. Terhadap produk akhir dilakukan pengujian mutu seperti pengujian
pada susu segar. Adapun standar mutu yang harus dipenuhi adalah uji
total solid 42-46 %, uji kadar lemak 12,9- 14,4 %, uji keasaman max 0,18
%, uji protein 10-13 %, uji temperatur max 10º C, uji alkohol negative,
uji pH 6,50-6,66.
(Monicarachma)
Winong adalah desa di kecamatan Boyolali, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.
Di desa ini berdiri pabrik pengolahan susu yang dikelola oleh Indomilk
dan GKSI, digunakan untuk menampung dan memproses susu yang dihasilkan
oleh peternakan sapi perah yang banyak terdapat di wilayah Boyolali
sebagai salah satu sentra sapi perah di Jawa Tengah. Usaha peternakan
sapi perah diusahakan oleh petani dengan rata populasi 2-5 ekor per
keluarga, memang idealnya dengan kepemilikan 10 ekor sapi produksi itu
baru bisa efisien. Di sini diharapkan peranserta pemerintah dalam
penyediaan dana pinjaman lunak untuk petani dalam menambah populasi sapi
produksi.
Di samping peternakan sapi juga terdapat peternakan ayam ras baik
petelur maupun pedaging, yang tidak hanya menghasilkan telur dan daging
untuk konsumsi sebagai sumber protein hewani yang murah, juga
menghasilkan kotoran ayam yang dimanfaatkan untuk pupuk organik bagi
usaha pertanian di daerah sekitarnya. Dengan keberadaan peternakan ayam
ini juga bisa mengurangi angka pengangguran karena banyak yang
dilibatkan sebagai tenaga kerja.



